dialektikasukabumi.com – Saat ini industri K-Pop giuseppespizzaandpastany atau Korean Pop benar-benar berkembang cepat, bukan hanya di Korea Selatan tetapi juga menebar dengan luas ke banyak negara yang berada di dunia, termasuk Indonesia. Perubahan industri K-Pop ini diikuti jumlahnya boy group atau girl group yang banyak muncul sepanjang sekian tahun akhir-akhir ini. Tidak itu saja, hal ini bisa disaksikan jumlahnya beberapa produk yang menggunakan para aktris K-Pop itu untuk menjadi iklan atau merek ambassador produk mereka buat mengundang perhatian para K-Pop penggemar agar bisa beli produk yang mereka jual. Teknologi tentu saja memiliki peranan penting pada perubahan budaya K-Pop itu. Dengan makin hebatnya teknologi dan beberapa alat komunikasi membuat para fans bisa secara gampang untuk terhubung info tentang aktris atau idol favorite mereka. Perubahan budaya K-Pop ini makin lama mendatangkan imbas negatif untuk para fansnya terutama beberapa anak remaja yang banyak menyukai beberapa artis Kpop itu. Imbas negatif itu mencakup style kenakan pakaian yang condong kurang patut, timbulnya sikap atau sikap konsumtif, dan membuat fansnya memiliki rasa kesayangan atau kegemaran yang terlalu berlebih pada pujaan mereka.
Saat ini style kenakan pakaian yang seperti aktris atau idol Korea sering menjadi tren baru yang tentu saja benar-benar dicintai oleh remaja-remaja yang berada di Indonesia. Hal dikarenakan outif-outfit yang mereka gunakan condong sederhana, unik, namun tetap memberi kesan-kesan eksklusif yang membuat remaja-remaja menjadi berminat untuk menggunakan pakaian sama yang digunakan oleh pujaan mereka. Namun kadangkala mereka tidak mengetahui jika ada banyak outfit bertopik Korean look yang kadangkala tidak sesuai tradisi istiadat dan etika-etika yang berada di Indoneisa. Hal ini karena sejumlah outif bertopik Korean look condong terbuka dan menunjukkan beberapa bagian badan tertentu yang semestinya tidak dipertunjukkan. Namun tetap banyak remaja-remaja yang condong suka meng ikuti style kenakan pakaian aktris korea itu, hal ini karena oufit dengan topik Korean look itu benar-benar gampang diketemukan baik itu di toko pakaian, e-comerence, atau melalui sosial media. Referensi outfit yang seperti aktris Koreapun bisa secara gampang dijangkau oleh para fans melalui sosial media yang mereka punyai seperti tiktok, Instagram, dan twitter.
Imbas Negatif Yang Diakibatkan Dari Zaman Kpop
Imbas negatif yang selanjutnya ialah bisa membuat fansnya, terutama golongan remaja menjadi individu yang memiliki sikap atau sikap konsumtif. Hal ini karena kesayangan mereka pada pujaan mereka yang membuat mereka ikhlas mengeluarkan cukup uang banyak cuma untuk beli merchandise yang dikeluarkan oleh idol atau aktris favorite mereka. Merchandise itu bisa berbentuk album, light stick, foto chard, poster, dan lainlain. Para fans ikhlas mengeluarkan uang banyak untu bisa memiliki barang yang sama dengan barang yang dipakai oleh pujaan mereka yang harga bisa capai juta-an rupiah. Para K-Pop penggemar pun tidak enggan-segan untuk mengeluarkan uang banyak agar dapat meng ikuti konser atau fanmeeting yang diadakan oleh pujaan mereka, yang terkandang memiliki harga tiket yang cukup fenomenal. Tidak cuma itu saja, mereka ikhlas untuk mengeluarkan uang lebih cuma untuk beli produk yang diiklankan oleh pujaan mereka misalnya seperti BTS meal yang disebut kerjasama di antara BTS dan Mcdonald’s, tas ‘hobo belted ITZY Gabine’ yang disebut kerjasama di antara Itzy dan Charles dan Keith, dan Samsung A80 Blackpink edition yang disebut kerjasama anatara Blackpink dan Samsung.
Imbas negatif yang paling akhir ialah timbulnya rasa kesayangan atau kegemaran yang terlalu berlebih pada pujaan mereka. Rasa kesayangan atau kegemaran yang terlalu berlebih itu membuat fansnya terutama beberapa anak remaja menjadi penggemar yang condong fanatik dan selalu ingin mengikuti atau meng ikuti hal atau aktivitas yang sudah dilakukan oleh pujaan mereka, yang kadangkala beberapa hal itu tidak sesuai etika atau tradisi istiadat yang berada di Indonesia. Kesayangan atau kegemaran yang terlalu berlebih itu membuat para fansnya menjadi individu yang denial dan selalu bela pujaan mereka dengan terlalu berlebih sekalinya apa yang akan dilaksanakan oleh pujaan ialah hal yang keliru, namun mereka seolah-olah selalu mewajarkan beberapa kesalahan yang sudah dilakukan oleh pujaan mereka. Mereka kadangkala menggap jika pujaan mereka ialah hak mereka seutuhnya, hal ini membuat merk condong sukai jika ada orang yang lain menyenangi pujaan mereka. Pada dunia K-Pop mereka bisa disebutkan pengaut “Bias is Mine.”