Sudah tak perlu diragukan lagi, Bandung memang memiliki segudang objek wisata yang diincar berbagai kalangan. Tanpa mengenal waktu, Kota Kembang menjadi primadona masyarakat untuk sekedar menikmati udara sejuk maupun mengulik ‘harta karun’ yang ada di dalamnya.
Termasuk saat malam datang, sejumlah objek wisata alam maupun kuliner di Bandung tak pernah sepi dari kerumunan manusia. Bahkan hingga larut malam, mereka betah hanya untuk menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang menawan.
Nah, bagi dialektikasukabumi yang berencana untuk berwisata malam di Kota Kembang, berikut dialektikasukabumi rekomendasikan tempat-tempat yang bisa kalian kunjungi:
Puncak Ciumbuleuit
Pertama, ada Puncak Ciumbuleuit atau Punclut. Berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota, dialektikasukabumi bisa menikmati pemandangan wilayah alias city light Bandung dari ketinggian. Apalagi, ditemani oleh semilir angin sejuk yang pastinya menenangkan pikiran sejenak dari rasa penat.
Bukan hanya itu, dialektikasukabumi dapat menjumpai sejumlah kios-kios pedagang makanan yang pastinya menggugah selera. Mulai dari jagung bakar, ketan bakar, hingga ada nasi timbel lengkap dengan lauk-pauk, sambal dan lalapan.
Sudut Pandang
Masih berada di kawasan Punclut, tepatnya di Jalan Pagermaneuh, Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dialektikasukabumi bisa menikmati dua sudut berbeda yang memancing rasa penasaran, yakni Sudut Cerita dan Sudut Rasa.
Pertama ada Sudut Rasa, yakni ruang wahana multimedia interaktif yang memberi pesan untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Hanya dengan membayar tiket 75-85 ribu Rupiah, dialektikasukabumi akan melihat berbagai karya yang memperlihatkan keindahan alam, eksploitasi, hingga pencemaran yang terjadi di muka bumi.
Selain itu, ada pula Sudut Rasa, yakni sebuah cafe bernuansa semi-outdoor yang bakal menyajikan city light Bandung dari atas ketinggian. Di sini, dialektikasukabumi bisa memilih area untuk menyantap makanan khas Sudut Rasa, mulai dari kategori reguler, Pool, sampai Igloo dengan harga variatif.
Meski makin afdol didatangi saat malam hari, tempat ini buka setiap Senin-Jumat pukul 10.00 – 21.00 dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-20.00 WIB.
Caringin Tilu
Suasana Kota Bandung dari ketinggian di Caringin Tilu Foto: Kevin Alfarizky/dialektikasukabumi
Selain Punclut, ada juga Caringin Tilu alias Cartil yang bisa menjadi alternatif dialektikasukabumi menikmati city light Bandung dari ketinggian. Berada di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, tempat ini menawarkan hijaunya alam mulai dari perbukitan, kebun teh, hingga persawahan yang menjadi primadona banyak wisatawan.
Bukan hanya itu, dialektikasukabumi juga bisa menikmati kudapan yang tersedia di sejumlah warung maupun kafe dengan harga terjangkau. Salah satunya Dapur Caringin Tilu, tempat terbaik menikmati alam Cartil dengan berbagai menu, seperti stik, nasi goreng, ayam goreng, aneka kopi, susu, mocktail, dan lain-lain.
Bukit Bintang
Tidak jauh dari Cartil, dialektikasukabumi juga bisa mengunjungi Bukit Bintang atau Bukit Moko yang menawarkan pemandangan menakjubkan dari atas ketinggian Kota Kembang, yakni 1.442 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hanya dengan membayar 15 ribu per orang, kawasan ini selalu jadi alternatif untuk berburu momen matahari terbit (sunrise) maupun terbenam (sunset) serta hamparan pohon pinus yang sayang jika dilewatkan.
Selain itu, Bukit Bintang kerap menjadi tempat untuk berkemah di area Camping Ground Bukit Bintang yang luas. Tenang saja, di sini ada sejumlah tempat penyewaan tenda dengan perlu membayar 20 ribu Rupiah per orang.
Hutan Mycelia Cikole
Bergeser ke wilayah Cikole, Kabupaten Bandung Barat, ada satu objek wisata yang belakangan tengah viral di media sosial, yakni Hutan Mycelia. Berada di dalam kawasan Terminal Grafika Cikole, tempat ini menjadi wisata edukasi bagi pengunjung untuk mengetahui tentang dunia jamur.
Selain itu, dialektikasukabumi akan disuguhkan oleh suasana pepohonan dan bebatuan dengan cahaya warna-warni serta sentuhan audio yang memukau. Tidak hanya itu, ada pula rumah hobbit dan patung dekorasi bertema jamur yang cocok menjadi spot foto Instagramable.
Lebih lanjut, Hutan Mycelia Terminal Grafika Cikole ini bisa dialektikasukabumi kunjungi setiap hari mulai pukul 18.00-22.00 WIB, dan hanya perlu membayar 50 ribu Rupiah saja untuk tiket masuk.
Orchid Forest Cikole
Tak jauh dari Hutan Mycelia, Orchid Forest Cikole boleh juga menjadi pilihan alternatif berwisata di wilayah Bandung pada malam hari. di sini, dialektikasukabumi bisa mengelilingi hutan lindung seluas 12 hektar dengan berbagai spot yang menarik dan estetik.
Salah satunya, yakni Wood Bridge alias jembatan gantung sepanjang 50 meter yang menjadi daya tarik utama di Orchid Forest. Terlebih menjelang malam hari, dialektikasukabumi bisa menikmati lampu menyala kelap-kelip serta hutan pinus anggrek yang menawan. Jadi, pas sekali bagi untuk berburu foto ciamik dengan nuansa yang berbeda.
Tempat ini beroperasi setiap Senin-Jumat pukul 09.00-18.00 serta Sabtu-Minggu pukul 08.00-19.00, dan dialektikasukabumi cukup merogoh kocek sebesar 40 ribu Rupiah saja.
Hutan Menyala Tahura
Hutan Menyala di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung Foto: Courtesy of Hutan Menyala/ Instagram
Selain itu, ada juga Hutan Menyala yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau Tahura. di sini, terdapat suguhan audio visual dari berbagai hiasan lampu LED dan video mapping dengan efek warna-warni di tengah hutan.
Lebih lanjut, ada banyak spot foto Instagramable yang wajib untuk dicoba. Salah satunya Rona Flora, dimana dialektikasukabumi bisa berfoto dengan latar pemandangan hutan dan bunga warna-warni. Serta, bisa pula mencoba face painting alias menghias wajah dan tangan menggunakan cat yang menyala di kegelapan. https://www.jamericaclothing.com/
Hutan Menyala bisa dikunjungi setiap hari Rabu hingga Minggu pukul 18.00 hingga 22.00 WIB. Lalu, dialektikasukabumi bisa memesan tiket secara online dengan harga 50 ribu Rupiah untuk weekdays dan 100 ribu Rupiah untuk weekend. Harga tersebut sudah termasuk tiket masuk, voucher makan seharga 10 ribu Rupiah jika berkunjung di akhir pekan, sekaligus juga biaya kontribusi terhadap penanaman bibit pohon.
Jalan Braga
Kawasan Asia Afrika, Kota Bandung dipadati warga malam ini. Kerumunan warga terlihat mulai di area Gedung Merdeka, Masjid Raya Bandung hingga Jalan Braga. Foto: Yudha Maulana
Jika dialektikasukabumi ingin menikmati suasana malam di area perkotaan, Jalan Braga sudah pasti jawaban yang sangat pas untuk dikunjungi. Terlebih lagi, kawasan ini selalu menjadi primadona setiap kalangan untuk menghabiskan waktu sembari menikmati dinginnya Kota Kembang.
Lebih lanjut, di sepanjang jalan ini dialektikasukabumi bisa menikmati berbagai macam kuliner maupun coffee shop apabila hanya ingin sekedar nongkrong santai. Bukan hanya itu, terdapat sejumlah spot bangunan khas peninggalan Belanda yang cocok untuk diabadikan bersama orang tersayang.
Alun-Alun Bandung
Tak jauh dari kawasan Braga, Alun-Alun Bandung bisa menjadi alternatif berikutnya untuk mengisi waktu luang di malam hari. Selain terkenal dengan Masjid Raya dan hamparan lapangan hijau sintetisnya, tempat ini juga berdekatan dengan pusat-pusat keramaian lainnya di Kota Kembang.
Beroperasi selama 24 jam penuh, dialektikasukabumi bisa kapan saja mengunjungi Alun-Alun Bandung tanpa perlu membayar tiket masuk sedikitpun. Jadi, sangat cocok bagi yang ingin nongkrong dengan budget hemat sembari menikmati dinginnya malam Bandung.
Kiara Artha Park
Sejak dibuka 17 Agustus lalu, ruang publik Kiara Artha Park, Kota Bandung, selalu ramai dikunjungi. Begini keseruannya saat menikmati Kiara Artha Park di malam hari. Foto: Rico Bagus
Lalu, Kiara Artha Park sebuah taman yang memiliki luas hampir 2,9 hektar dengan hamparan indah taman hijau dan bunda hias yang asri. di sini, terdapat sejumlah spot foto yang Instagramable seperti Dancing Fountain, Kampung Korea, Taman Asia-Afrika, dan masih banyak lagi.
Selain itu, dialektikasukabumi juga mengitari setiap sudut Kiara Artha Park dengan menaiki kereta trem atau menyewa berbagai alat transportasi mulai dari harga 10 ribu Rupiah. Serta, ada wahana seru dan menantang seperti Ninja Warrior, wall climbing, perosotan, dan trampolin yang wajib untuk dicoba.
Kiara Artha Park juga dilengkapi oleh berbagai tenant makanan dan minuman yang bervariatif. Hanya dengan 10 ribu Rupiah saja untuk tiket masuk, dialektikasukabumi dapat menikmati suasana di Kiara Artha Park mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB.
Jalan Lengkong Kecil
Kalau dialektikasukabumi ingin menikmati malam sembari mengisi perut kosong, Jalan Lengkong Kecil adalah solusinya. Betapa tidak, tempat yang juga kerap disebut sebagai Lengkong Culinary Night ini menjadi primadona warga lokal maupun pendatang untuk berburu kuliner di malam hari.
Beroperasi setiap hari pukul 16.00-23.00 WIB, dialektikasukabumi juga dapat menjumpai berbagai suguhan makanan berat maupun aneka kudapan unik dan tersembunyi alias hidden gem, seperti aneka dimsum, grill, takoyaki, suki, maupun kuliner khas Jepang dan Korea. Tak perlu khawatir kantong bolong, sebab harga yang ditawarkan pun masih terbilang terjangkau.
Sudirman Street Food
Selain di Lengkong Kecil, ada pula Sudirman Street Day and Night Market atau yang lebih dikenal Sudirman Street Food. Berlokasi di Jalan Jendral Sudirman No. 107, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, tempat ini mengusung konsep food court atau pujasera dengan berbagai varian makanan lokal sampai yang kekinian.
Salah satunya yakni King Combo Delight, menu favorit dari King Crab Bandung yang wajib untuk dialektikasukabumi coba. Hanya dengan 155 ribu Rupiah saja, dialektikasukabumi sudah bisa menikmati satu ekor kepiting tarakan, kerang, udang, jagung, serta sayuran yang dilengkapi dengan berbagai macam jenis saus. Bahkan, cara penyajiannya pun unik sebab langsung ditumpahkan di atas meja yang sudah beralaskan plastik.
Jalan Cibadak
Tak jauh dari Sudirman Street Food, tepatnya di Jalan Cibadak, dialektikasukabumi bisa menjumpai berbagai aneka macam kuliner street food sembari menikmati hiasan lampion warna-warni di tengah kegelapan. Apalagi, kawasan ini juga sudah lama masyhur sebagai salah satu kawasan pecinan yang ada di Kota Kembang.
Salah satunya yakni Bola Ubi Gardujati, cemilan khas Bandung yang kerap menjadi incaran setiap orang ketika berkunjung ke Cibadak. Hanya dengan 15 ribu Rupiah, dialektikasukabumi sudah bisa mendapatkan 10 buah bola ubi bertekstur garing dan kenyal, serta cita rasa ubi dengan takaran manis yang pas.
Jalan Dipatiukur
Terakhir, ada pula Jalan Dipatiukur yang menjadi pusat kuliner street food di Kota Bandung. Apalagi, dialektikasukabumi bisa menjumpai berbagai macam tenant makanan dan minuman yang berjejer pada bahu kanan-kiri jalan, khususnya di sekitar kawasan Universitas Padjadjaran, Kampus Dipatiukur.
Lebih lanjut, kawasan ini juga menjadi ‘gudang’-nya bagi mereka yang mengincar dimsum, salah satu kudapan khas dari negeri Tiongkok. di sini, dialektikasukabumi bisa menjumpai lapak para pedagang yang menjual aneka jenis dimsum dengan harga mulai dari 18 ribu Rupiah saja.
Nah, itu dia berbagai rekomendasi dialektikasukabumi seputar wisata malam yang ada di Kota Kembang. Kira-kira, dialektikasukabumi mau pada kemana aja, ya?